berharap hanya pada allah
Allahtak suka jika ada yang berharap pada selain Dzat-Nya, Allah membatasi cita-citanya supaya ia kembali berharap hanya kepada Allah SWT." Sebaik-baiknya berharap hanyalah kepada Allah. Allah berfirman dalam surat Al insyirah ayat 8: وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ "dan hanya terhadap Rabb-mu hendaknya kau berharap"
Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd Hỗ Trợ Nợ Xấu. Kali ini penulis ingin membagikan kisah hikmah “Berharap Hanya kepada Allah SWT semata!“. Kisah nyata nasehat Rasulullah SAW kepada cucunya yakni Hasan Bin Ali Bin Abi Thalib, putra Fatimah Azzahra. Seperti yang kita ketahui bahwa beliau Hasan adalah Saudara kandung dari Husein Bin Ali Bin Abi Thalib. Bagi anda yang sering kecewa karena mengharapkan sesuatu dari seseorang, misalnya dari relasinya, teman dekatnya, sahabatnya, saudaranya, dan lain-lain, Anda perlu merenungi kisah Cucu Rasulullah yang mengalami kesusahan kemudian mendapat nasehat dari Rasulullah SAW yang berbunyi “Apakah kamu berharap kepada selain Allah?, padahal Allah lah tempat berharap yang sesungguhnya”. Inti isi artikel kisah hikmah ini agar kita hanya berharap dan bergantung kepada Allah semata, tunggulah kejutan-kejutan yang akan Allah berikan apakah kontan di dunia, bisa juga ditunda di akhirat. Nasehat Rasulullah ” Berharap Hanya kepada Allah SWT” Adapun yang melandasi nasehat Rasulullah SAW tersebut cerita lengkapnya sebagai berikut Alkisah, di masa Kekhalifahan Mu’awiyah, pernah di saat itu seorang Hasan yang notabene adalah cucu dan kekasih rasulullah diberikan ujian berat selama bertahun-tahun oleh Allah SWT yang ujian itu adalah KEMELARATAN / KEMISKINAN / KESUSAHAN HARTA. Beliau mengalami, hidup di dunia yang sangat berat bahkan hendak makan pun sulit tidak ada. Alhasil, beliau sehari-harinya merasakan lapar. Hasan bersabar bertahun-tahun sebab Khalifah Mu’awiyah pun juga belum membayar ukhro/gaji-nya yang totalnya sudah senilai Dirham. Sampai di suatu ketika, Hasan merasa sudah maksimal bertahan hidup, dia pun berkehendak menulis surat kepada sang Khalifah. Ia pun mulai menulis surat, namun hatinya pun merasa sungkan jika surat itu betul-betul nanti dibaca oleh khalifah. ” Rasa malu yang luar biasa padahal hendak meminta haknya, sungguh sifat asli Muslim Sejati“. Tidak rakus, malu, dan menghormati orang lain meskipun hendak meminta haknya sendiri. Pada kondisi bimbang, Hasan tertidur. Dan dalam tidurnya ia bertemu dengan kakeknya yakni Rasulullah SAW diceritakan di beberapa hadits shohih bahwa jika bermimpi bertemu Rasulullah maka itu adalah nyata, karena Iblis & para setan tidak mampu menyerupai wajah/fisik beliau. Pada kesempatan itu, Hasan pun bercerita & berkeluh kesah kepada kakeknya tercinta. Ia betul-betul merasakan kesedihan. Lalu Rasulullah pun memberikan nasehat, yang justru isi nasehatnya sangat mengejutkan. Yaitu “Wahai Hasan, apakah kamu bergantung kepada selain Allah?, padahal Allah lah tempat bergantung yang sesungguhnya. Wahai Hasan, apakah kamu berharap kepada selain Allah?. Kenapa kamu meminta kepada selain Allah, padahal Allah-lah tempat meminta”. Sangat mengejutkan, Rasulullah tidak menyuruh Hasan protes pada Khalifah, tapi justru menasehati agar Hasan bersabar dan hanya memberikan harapan pada Allah semata. Kemudian rasulullah mengajari sebuah doa kepada Hasan sebagai berikut اللَّهُمَّ اقْذِفْ فِي قَلْبِي رَجَاءكَ ، وَاقْطَعْ رَجَائِي عَنْ مَنْ سِوَاكَ حَتَّى لا أَرْجُو أَحَدًا غَيْرَكَ ، اللَّهُمَّ وَمَا ضَعَُفَتْ عَنْهُ قُوَّتِي ، وَقَصَُرَ عَنْهُ عَمَلِي ، وَلَمْ تَنْتَهِ إِلَيْهِ رَغْبَتِي ، وَلَمْ تَبْلُغْهُ مَسْأَلَتِي ، وَلَمْ يَجْرِ عَلَى لِسَانِي مِمَّا أَعْطَيْتَ أَحَدًا مِنَ الأَوَّلِينَ وَالآخِرِينَ مِنَ الْيَقِينِ ، فَخُصِّنِي بِهِ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ “Yaa Allah, penuhilah hatiku dengan harapan hanya kepada-MU. Dan tutuplah setiap hal yang bisa membuatku berharap pada selain Engkau. Yaa Allah, jadikan aku hanya bergantung kepadaMU & tutuplah setiap hal yang bisa membuatku bergantung kepada selain-MU. Yaa Allah, penuhilah dadaku dengan keyakinan bahwa hanya Engkaulah yang menolongku, yang mengabulkan harapan-harapanku. Tidak ada yang lain”. Hasan pun terbangun dari tidurnya, ia membatalkan niat berkirim surat kepada sang khalifah. Ia pun memperbanyak doa yang telah diajari oleh Rasulullah. Menata hatinya hanya bergantung dan berharap hanya kepada Allah saja. Terus menerus ia berdoa dengan keyakinan penuh bahwa doanya pasti dikabulkan oleh Allah. Seorang cucu Rasulullah pun diberikan ujian berat yang berupa kemiskinan harta. Dengan sabar ia menjalani. Hingga seminggu kemudian, setelah hasan terus menerus berdoa penuh keyakinan. Datanglah seorang utusan menghadap pada Hasan Bin Abi Thalib, utusan tersebut menyerahkan uang senilai 1,5 juta Dirham. Maa Syaa Allah, Allah selalu memberikan kejutan luar biasa kepada setiap Hamba-Nya yang bergantung hanya kepada-Nya. Yang ridho menjalani setiap ujian-Nya meskipun sangat berat. Bukan perkara nilai uang yang diberi Allah melebihi dari kebutuhannya Hasan. Tapi, pertolongan Allah yang harus diyakini setiap saat. Dan Allah selalu menolong dengan cara-Nya. Selama seorang hamba selalu bersabar, & hanya berharap kepada-Nya. Mengingat sebuah hadits yang berbunyi “Barangsiapa dicintai Allah dan akan diberikan kebaikan, maka terlebih dahulu akan diberikan musibah kepadanya”. Maka, setiap kita susah dan selama masih beriman kepada Allah & Rasul-Nya maka itu berarti kita masih dicintai oleh Allah. Kesedihan Hasan pun diganti oleh kebahagiaan. Allah tidak memberinya sesuai keinginannya yaitu Dirham, tapi Allah memberinya yang jauh lebih baik & sempurna yaitu 1,5juta Dirham. Betapa cintanya Allah kepada kita sehingga Alhamdulillah, Allah masih memberikan ujian yang mungkin kita rasakan begitu berat. Bagaimanapun susahnya hidup kita, Allah masih memberi nikmat yang sempurna yang disebut HIDAYAH. Dengan hidayah itulah berarti Allah masih mencintai merahmati kita, siapakah orang yang tidak bahagia dicintai oleh Tuhannya?. Dengan hidayah itu, hidup yang sekali ini kita bisa menetapi agama yang diridhoi-Nya, bisa beribadah dengan cara sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya, bisa taat kepada Allah, kepada Rasulullah, dan kepada para ulil amri dengan benar, serta yang luar biasa adalah dengan Hidayah ini maka Allah nanti akan mengganti dengan Surga yang nyata, In Syaa Allah Aljannatul Firdaus. Sungguh kepedihan yang kita rasakan akan berganti dengan kenikmatan yang kekal abadi selamanya. Maka berhentilah berharap kepada selain Allah. Maka jangan lagi bergantung kepada selain Allah. Maka yakinlah 100% hanya kepada Allah, bahwa Allah PASTI mengabulkan doa kita bhkn menggantinya dengan lebih baik & sempurna. Maka cukuplah mencintai Allah dg sempurna, maka Allah akan mencintai kita lebih sempurna & memberikan cinta-cinta yg sempurna utk kita. Tetaplah bersabar wahai orang-orang yang beriman kepada Allah, Rasulullah, & Hari Akhir. وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّہَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَـٰشِعِينَ “Dan mohonlah pertolongan dengan sabar dan Shalat. Dan sesungguhnya hal itu sungguh berat, kecuali atas orang-orang yang merendahkan diri.” 2 / Al Baqarah 46. ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّہُم مُّلَـٰقُواْ رَبِّہِمۡ وَأَنَّهُمۡ إِلَيۡهِ رَٲجِعُونَ “Orang-orang yang yakin bahwa mereka akan bertemu dengan Tuhan mereka dan bahwa kepada-Nya juga mereka akan kembali. 2 / Al Baqarah 47. ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ “Hai orang-orang yang beriman ! Mohonlah pertolongan dengan sabar dan Shalat; sesungguhnya, Allah beserta orang-orang yang sabar.” 2 / Al Baqarah 154. أُوْلَـٰٓٮِٕكَ عَلَيۡہِمۡ صَلَوَٲتٌ مِّن رَّبِّهِمۡ وَرَحۡمَةٌۖ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُهۡتَدُونَ yakni, “Mereka itulah yang dilimpahi berbagai berkah dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah yang mendapat petunjuk. 2 / Al Baqarah 158 Note Jika mencintai manusia, belum tentu cintamu dibalas dengan sempurna. Namun jika bisa mencintai Allah sepenuh hatimu, DIA pasti membalasmu dengan cinta-cinta yg luar biasa dan sangat sempurna. Allah mencintai Hamba-Nya dengan cara-Nya meskipun kadang terasa pedih dan menyakitkan. Semoga Allah selalu mendekatkan kita kepada orang-orang yang sangat mencintai Allah. Semoga kita selalu bisa memberikan cinta-cinta seutuhnya hanya kepada Allah semata. Semoga Allah mengqodar kita menjadi orang yang hanya bergantung dan berharap kepada-NYA. Semoga saya bisa menjadi orang yg selalu bersabar. Semoga kita bisa memberikan cinta seutuhnya kepada Allah semata, dan mencintai pun hanya karena Allah saja. Berharap Hanya kepada Allah ! MengajiQuranHadits MengamalkanQuranHadits MenghidupkanSunnah MemurnikanIslam MenegakkanSyariat ——————————————- Materi Nasehat di atas merupakan ringkasan nasehat Ust. Fuad Bin KH. Kasmudi Assiddiqi saat pengajian saat i’tikaf malam 23 Ramadhan 1437 H di Gresik Utara yang dirangkum oleh Ferry Kurro. لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ “Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya dimintai pertanggungjawaban tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan kemana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya”. HR Tirmidzi dan ad Darimi. Mari kita terus belajar dan berusaha meningkatkan tawakkal kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Kuasa, Yang Mengabulkan doa dan kita berusaha hanya berharap kepada Allah SWT semata!
– Berharap kepada Allah, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala memang satu-satunya tempat berharap. Bukan kepada manusia. Sekalipun mereka tampak cukup segala-gala, bukan berarti benar menjadikan mereka sebagai tempat berharap. وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ “dan hanya kepada Tuhanmu-lah, hendaknya kamu berharap,” demikian bunyi Qur’an surah Al-Insyirah ayat ke-8. Begitu juga dengan kata-kata Ali bin Abi Thalib. “Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup, dan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia.” Tidak sedikit manusia yang bimbang, lantaran merasa hidupnya begitu penuh luka dan air mata. Rasanya sulit untuk bahagia. Namun, setelah muhasabah, berhasil menyadari, hati tak akan senantiasa bahagia, kalau pribadi masih bergantung kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebab, orang yang terjamin kebahagiaannya adalah ia yang sepenuhnya berserah kepada Allah. Allah yang akan selalu menjamin bahagia untuknya. Allah juga yang akan senantiasa mendekatkannya dengan kebaikan. Sang Maha Segala, tidak akan pernah mengecewakan hamba-hamba-Nya yang selalu menaruh harap, hanya kepada-Nya. Umat muslim akan makin mengerti arti kebahagiaan, bila ia telah menautkan hatinya kepada Allah. Kita juga akan selalu memeluk kedamaian hidup, jika tiap waktu mampu melekatkan segala kepada-Nya. Bila kita dekat dengan Allah–bukan hanya ketika sempit, tetapi juga saat lapang–maka apa pun yang terjadi, tak akan mencederai kedamaian. Kita juga akan terhindar dari sakitnya kecewa, yang biasa mereka rasa; mereka yang terbiasa berharap kepada selain Allah. Bagaimana kita bisa mendapat kebahagiaan secara utuh? Pandailah mencari Allah, bukan hanya saat susah. Bagaimana kita bisa mendapat ketenangan dalam hidup? Ketahuilah cara mengikat hati, agar tidak pernah melupakan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hati yang bahagia adalah hati yang selalu mengingat keberadaan Allah. Senantiasa menyadari bahwa Allah sangat dekat. Hati yang selalu sadar, bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan kita. Di sanalah, bahagia bersemayam. Kita juga harus senantiasa mengakui, bahwa bukan apa-apa, tanpa Allah Subhanahu wa Ta’ala. إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Demikian bunyi Qur’an surah Al-Baqarah ayat ke-218. Berharap kepada Allah? Bagaimana jika kita punya harapan? Islam mengajarkan siapa pun yang memiliki harapan untuk melakukan beberapa hal. Ikhtiar Pertama adalah berikhtiar memenuhi kebutuhan hidup. Baik materiel, spiritual, kesehatan, pun masa depan, agar selamat sejahtera, dunia dan akhirat. Ikhtiar harus berjalan sungguh-sungguh. Sepenuh hati. Semaksimal mungkin. Sesuai dengan kemampuan serta keterampilan kita. Kalaupun di tengah perjalanan usaha kita gagal, jangan berputus asa. Kita bisa introspeksi, mencoba dengan lebih keras lagi, atau menerapkan cara lain, selama tidak melanggar syariat. Sebab, mereka yang berhasil dan sukses di jalan Allah adalah mereka yang tidak berputus asa. Mereka tak gentar, terus berusaha dengan niat yang ikhlas, yakni menggapai ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala. Doa Bukan hanya ikhtiar. Kita juga harus berdoa. Sebab, sekeras apa pun upaya, jika tidak berdoa, dari mana keberhasilan datang? Bukankah segala adalah milik Allah Subhanahu wa Ta’ala? Doa adalah permohonan dari seorang hamba kepada Allah. Doa adalah inti ibadah, begitu mendalam. Bahasa Arab mengartikan doa sebagai permintaan atau permohonan. Harapan, permintaan, pujian kepada Allah. Di tengah pandemi Covid-19–yang belum juga usai hingga hari ini–doa menjadi senjata ampuh. Doa juga merupakan sarana bagi manusia, untuk menyatakan hajat serta keperluannya, kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah juga menyukai hamba-hamba-Nya yang mau berdoa dengan sungguh-sungguh. Memohon kepada-Nya, dengan kerendahan hati. Orang yang beriman juga selalu berprasangka baik kepada Allah. Itu mengapa ia terus berdoa. Sekalipun setelah menjalankan semua ikhtiar, masih sulit rasanya keluar dari masalah, orang beriman tidak akan beprasangka buruk kepada Allah. Tidak sedikit dari mereka berhasil sembuh dari sakit parah, bahkan ketika dokter telah memvonis, “Tidak lama lagi.” Baca Juga Janji Allah pada Bangsa Yahudi Kita juga bisa belajar dari kisah Nabi Musa alaihis-salam. Di saat–dikejar pasukan Firaun–ia dan kaumnya menghadapi jalan buntu, di depan laut merah. Satu-satunya yang Nabi Musa lakukan adalah berdoa dan berharap kepada Allah. Jawabannya? Allah membantu Nabi Musa dengan membelah laut merah itu, sehingga ia dan pasukannya dapat menyeberang, dan selamat. Kisah ini juga sekaligus menjadi bukti, betapa Allah akan mengabulkan doa hamba-Nya, sekalipun bagi kita situasinya sudah mustahil. Kita juga dapat mengambil pelajaran lain dari kisah istri Nabi Ibrahim alaihis-salam, yakni Siti Hajar. Ia harus berlari-lari dari Shafa ke Marwah. Berputar balik, berulang-ulang, mencari air untuk sang buah hati, Ismail alaihis-salam. Di saat semua usahanya tampak sia-sia, Allah mengabulkan doa Siti Hajar. Allah, menganugerahkan air zamzam yang berlimpah, melalui hentakan kecil kaki Ismail. Inti dari tulisan Ngelmu kali ini adalah mengingatkan–utamanya bagi kami pribadi–bahwa pada hakikatnya, segala sesuatu di dunia adalah bentuk kuasa Allah. Maka kita, di dunia ini, hanyalah seorang yang lemah, hina, dan tak punya apa-apa. Itu sebabnya, jangan pernah melupa, bahwa kita senantiasa membutuhkan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Terutama jika kita ingin hidup damai dan bahagia, berharaplah hanya kepada Allah. Kapan pun, di mana pun berada.
Kamu sedang mencari kata-kata motivasi tentang berharap yang terbaik dalam hidup? Tak perlu ke mana-mana lagi. Yuk, simak langsung contohnya di artikel ini!Kamu mungkin sudah kerap mendengar kutipan “Jangan terlalu berharap pada manusia”. Kutipan tersebut adalah salah satu dari kata-kata berharap yang terbaik dalam kamu menginginkan hal baik terjadi dalam hidupmu, janganlah terlalu berharap lebih pada seseorang. Mestinya, kamu berharap hanya kepada Tuhan yang Maha bila menginginkan quotes berharap yang terbaik dalam hidupmu, langsung saja simak beberapa kutipan di bawah ini. Selamat membaca!1. Harus Berjuang Dalam setiap keinginan pasti ada perjuangan dan pengorbanan untuk kita mendapatkannya. Jangan berharap lebih jika tidak pernah berupaya lebih! Untuk yang menginginkan hal terbaik dalam hidup, kamu harus berjuang dan berkorban. Jika kamu hanya berharap tanpa berupaya, maka kamu tak akan mendapatkannya. Ingatlah quote bijak ini, bahwasanya berharap yang terbaik sama dengan berupaya lebih. 2. Berikan yang Terbaik Sekiranya kita tidak memberikan yang terbaik, sepatutnya kita tidak terlalu mengharapkan yang terbaik. Kutipan bijak ini menegaskan bahwa bila kamu berharap yang terbaik, maka berikanlah juga yang terbaik. Sebab, yang sering terjadi adalah orang-orang sibuk mengharapkan yang baik, tapi ia tak pernah berbuat baik. 3. Tetaplah Bersyukur Jangan banyak berharap pada dia yang tak menghargaimu, tetaplah bersyukur, karena Tuhan telah menunjukkan sifatnya yang sebenarnya. Teruntuk yang terlanjur berharap pada seseorang dan berakhir dengan kekecewaan, kutipan ini bakal mewakili perasaanmu. Tetaplah bersyukur meski kamu merasa kecewa. Anggap saja Tuhan sedang menunjukkan sifat asli dari seseorang yang kamu harapkan itu. 4. Berharap Hanya Pada Allah Ketika hatimu terlalu berharap kepada manusia maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya. Kata-kata bijak islami ini menegaskan bahwa berharap yang terbaik hanyalah pada Allah Swt.. Ia tak akan mengecewakan umat-Nya. 5. Mari Ciptakan Kesuksesan Hari ini kita berharap untuk sebuah kesuksesan. Tapi ingat, jangan hanya diharapkan, sukses itu harus diciptakan. Siapa pun pasti mendambakan kesuksesan. Namun, berharap saja tidaklah cukup. Kamu harus mewujudkan dan menciptakan kesuksesanmu itu sendiri. Memang tak mudah, tapi kamu harus selalu berusaha dan pantang menyerah. Baca juga Kata-Kata Penyemangat Islami tentang Jomblo Fisabilillah Agar Selalu Fokus Beribadah 6. Mengalir Seperti Air Biarkan semuanya mengalir seperti air. Jika memang berjodoh, maka berjodohlah. Tidak perlu terlalu berharap, tapi tidak juga sangat negatif menanggapinya. Tere Liye Buat yang sedang mencari kata-kata berharap jodoh yang terbaik, kutipan dari Tere Liye ini bisa kamu jadikan sebagai pilihan. Serahkan urusan jodoh pada Tuhan. Kamu berusahalah untuk selalu memberikan yang terbaik dalam hidupmu. 7. Pengharapan Terbaik Hanyalah Pada Tuhan Salah satu cara terbaik tuk menghindari rasa kecewa adalah dengan tak terlalu berharap apapun dari siapapun. Kekecewaan muncul karena kamu terlalu berharap lebih pada seseorang. Sejatinya, Tuhan yang tak akan mengecewakanmu. Berharaplah yang terbaik kepada-Nya. Itulah kiranya maksud dari kata-kata bijak di atas. 8. Tuhan Kan Beri Jalan Di dalam hidup ini, kita tidak bisa berharap segala yang kita dambakan bisa diraih dalam sekejap. Lakukan saja perjuangan dan terus berdoa, maka Tuhan akan menunjukkan jalan selangkah demi selangkah. Merry Riana Siapa yang tak mengenal Merry Riana. Motivator terkenal ini menegaskan bahwa pengharapan tidak akan dikabulkan dalam sekejap. Jika kamu berharap yang terbaik, selalu berusaha dan berdoalah seperti yang kata-kata bijak ini ungkapkan. 9. Ucapkan Syukur Bersyukur adalah cara terbaik agar merasa cukup, bahkan ketika berkekurangan. Jangan berharap lebih sebelum berusaha lebih. Apabila kamu tak berupaya lebih atau tak berusaha semaksimal mungkin, jangan harapkan hasil yang terbaik. Bersyukurlah atas apa yang kamu dapatkan saat ini. Semua adalah hasil dari upayamu. Benar begitu, kan? Yuk, jadikan kata-kata bijak berharap yang terbaik ini sebagai caption Instagram. 10. Hanya Kepada Allah Jika hati senantiasa ingin bahagia, janganlah bergantung pada siapapun selain pada Allah. Syaikh Sa’ad Al Ghamidi Lewat kutipan ini, Syaikh Sa’ad Al Ghamidi menegaskan bahwa kamu harus berhenti berharap pada manusia, jika tak ingin mendapatkan kekecewaan. Jika tak ingin kecewa, berharaplah hanya kepada Allah Swt.. Baca juga Kata-Kata Bersyukur dalam Keadaan Apapun Karena Semua Adalah Kehendak Tuhan yang Maha Esa 11. Kepahitan Hidup Aku sudah merasakan semua kepahitan hidup dan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia. Ali Bin Abi Thalib Ali Bin Abi Thalib juga menegaskan agar umat Islam jangan pernah berharap pada manusia. Karena berharap pada manusia akan membuatmu kecewa. Berharaplah hanya pada Allah dan berdoalah agar apa yang kamu harapkan lekas terwujud. 12. Berharap Pada Selain Allah Semakin kita terlalu berharap selain kepada Allah, maka bersiap-siaplah untuk semakin kecewa. Kata-kata bijak ini mengingatkan agar kamu tak terlalu berharap kepada seseorang. Semakin kamu berharap pada manusia, maka semakin kamu dekat dengan kekecewaan. Kalau kamu sependapat dengan kutipan berharap yang terbaik pada Tuhan ini, yuk, jadikan sebagai caption Instagram! 13. Sudut Pandang yang Tepat Aku belajar bahwa hidup ini menyenangkan kalau kita melihat dari sudut pandang yang tepat. Bahagia cuma akan menjadi rumit kalau kita terlalu tinggi berharap, apalagi di atas ketidakpastian. Bahagia itu ketika kamu bisa mensyukuri nikmat yang Tuhan berikan. Jangan terlalu memasang harapan yang tinggi, apalagi pada manusia. Cobalah untuk berharap hanya pada Tuhan yang Maha Esa. 14. Kontrol Diri Sendiri Selalu tekankan pada diri sendiri, berharap berlebihan selalu mengecewakan hati. Kontrol diri sendiri agar tak mudah luka karena hal yang tak pasti. Kamu tak bisa mengontrol sikap seseorang kepadamu. Tapi, kamu bisa mengontrol dirimu sendiri. Agar tak terjebak dalam kekecewaan, janganlah kamu berharap lebih pada ketidakpastian. Ingatlah bahwa yang tak akan mengecewakanmu hanyalah Allah. 15. Sesuatu yang Tak Pasti Lebih baik berhenti berharap dan mencari yang lebih baik daripada harus menunggu sesuatu yang tidak pasti. Kata-kata berhenti berharap yang tidak pasti ini cocok menghiasi caption Instagram. Buat apa menunggu atau mengharap yang terbaik dari ketidakpastian? Kamu berhak untuk berhenti pada hal yang tak pasti. Baca juga Kata-Kata Bijak Mensyukuri Pekerjaan dan Dapat Membangkitkan Semangat untuk Bekerja Jadikan Kata-Kata Berharap yang Terbaik Sebagai Caption Instagram Itulah tadi beberapa contoh kata-kata berharap yang terbaik. Dari semua kutipan di atas, mana sajakah yang mewakili perasaanmu? Kalau ada yang relate banget sama kehidupapnmu, jadikanlah sebagai caption Instagram. Jika kamu butuh kutipan bijak lainnya, langsung saja cek kanal Inspirasi. Ada banyak, loh, yang bisa kamu pilih. Misalnya saja seperti kata-kata bijak motivasi kehidupan, kutipan islami melamar kekasih hati, kata-kata menanti kehamilan, dan masih banyak lagi. Selamat membaca! PenulisRinta NarizaRinta Nariza, lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tapi kurang berbakat menjadi seorang guru. Baginya, menulis bukan sekadar hobi tapi upaya untuk melawan lupa. Penikmat film horor dan drama Asia, serta suka mengaitkan sifat orang dengan zodiaknya. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.
Berharaplah hanya kepada Allah, karena hanya Allah lah yang tidak akan pernah mengecewakanmu. Jangan berharap kepada manusia, karena engkau akan kecewa. Imam Syafi’i mengatakan, “Ketika hatimu terlalu berharap pada seseorang, maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya pengharapan supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui orang yang berharap pada selain-Nya, Allah menghalangi dari perkara tersebut semata agar ia kembali berharap kepada Allah.” Maka, apabila kita memiliki harapan kepada sesama manusia, kembalilah berharap itu kepada Allah SWT. Kenapa? Karena kalau kita terlalu berharap pada manusia, kita pasti akan kecewa. Sebagaimana Ali bin Abi Thalib ra. pernah bersabda, “Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia.” Berharaplah hanya pada hanya pada Allah Ta’ala, Dzat yang paling tinggi. Tak ada yang menandingi. Sebagaimana Allah berfirman, “Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap,” QS. Al-Insyirah 8 Allah Ta’ala pun berfirman “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” QS. Al-Insyirah 5-6. Ini merupakan kabar gembira yang sangat besar, bahwa ketika ditemui sebuah kesulitan pasti akan diiringi dengan kemudahan. Sampai-sampai, andaikan kesulitan itu masuk ke lubang biawak, niscaya kemudahan pun akan masuk ke dalamnya kemudian mengeluarkannya. Sebagaimana yang tertera dalam firman Allah Ta’ala, “…Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” QS. Ath-Thalaq 7 Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda “Sesungguhnya bersama kesedihan itu ada jalan keluar dan bersama kesulitan itu ada kemudahan.” HR. Ahmad. Hal ini pun diperkuat tafsir dari Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di yang menyatakan, satu kesulitan tidak akan pernah mungkin mengalahkan dua kemudahan. Dalam hadits lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Tidaklah seorang Mukmin ditimpa rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapus dosa-dosanya dengan sebab itu.” HR. Muslim, Ini semua lagi-lagi menjadi bukti bahwa kesulitan yang dihadapi manusia tidak akan selamanya. Ibarat hujan, ia akan berhenti dan melengkungkan warna indah pelangi. Ketika kita dilanda kesedihan, perbanyak istighfar mampu menjadi jalan kesembuhan bagi kesedihan kita. Sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Barangsiapa memperbanyak istighfar mohon ampun kepada Allah niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar, dan untuk setiap kesempitannya kelapangan, dan Allah akan memberinya rizki yang halal dari arah yang tidak disangka-sangka.” HR. Ahmad, Al Musnad Umar bin Khattab radhiyallahu anhu pun pernah bersabda, “Sebaik-baiknya kehidupan yang kami dapati adalah dengan kesabaran.” Karena kesabaran mampu menyentuh langit dan menurunkan kasih sayang Allah Ta’ala kepada kita, sehingga Dia hilangkan kesulitan dan kedukaan kita karenanya. Astaghfirullah! Ya Allah, ampuni hamba yang terlalu berharap kepada selain-Mu. Kau telah timpakan pedihnya pengharapan selain kepada-Mu. Ya Allah, izinkanlah kami untuk selalu berharap kepada-Mu ya Rabb, agar kami terhindar dari kekecewaan karena terlalu berharap kepada selain-Mu. Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu berharap hanya kepada Allah. Hits 9966 Sri Wahyuni Continue Reading
Berharap Hanya Kepada Tuhan Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia. — Imam Ali ibn Abi Thalib karamallahu wajhahKita sering membaca kata bijak tentang berharap kepada Tuhan. Namun terkadang kata-kata bijak itu hanya berhenti di bibir, atau sekadar jadi etalase di status kita di media sosial. Dalam kenyataannya, walau kita tahu artinya, namun saat kita mengira seseorang akan memenuhi harapan kita namun ternyata yang terjadi adalah sebaliknya, kita kecewa, atau kadang sakit hati, atau kadang malah mutung dan berbalik adalah tak jarang orang menggunakan kata bijak hanya untuk menghibur diri, tidak untuk direnungkan, dikaji dan diamalkan. Sehingga sebagian orang terkadang bersikap dan bertindak secara berkebalikan dengan kata-kata bijak yang sering dia baca dan sebar-sebarkan. Orang terkadang lupa di mana mesti menempatkan harapan semacam itu. Kalau suatu keinginan dan/atau harapan diletakkan di hati, dengan harapan penuh agar keinginannya tercapai, maka niscaya akan timbul kekecewaan tradisi tasawuf, hati itu idealnya tidak boleh menghadap ke dunia, sebab, sebagaimana sering dikatakan para Sufi, “hati adalah singgasana Allah.” Hati semestinya menghadap ke Tuhan dalam segala keadaan, entah itu dalam ritual ibadah maupun dalam kegiatan sehari-hari — bahkan kalau bisa hati tetap menghadap Tuhan saat tidur agar seseorang bisa sampai pada kondisi sebagaimana disabdakan oleh kanjeng nabi, “kedua mataku tidur, namun hatiku tidak.” Karenanya, hati perlu dibersihkan setiap saat tazkiyatun nafs agar hati hidup dan tersingkaplah hijabnya sehingga mata batin atau visi ruhani basyirah menjadi tajam. Kalau hati diisi dengan harapan-harapan duniawi, seperti berharap agar seseorang memenuhi keinginannya, atau setidaknya memuaskan maunya sendiri, maka itu dapat dikatakan sama dengan menggunakan hati tidak pada seseorang meletakkan harapan dan keinginan duniawi pada hatinya, maka hawa-nafsu akan menumpang dan mengendalikannya. Bahkan boleh jadi keinginan itu sendiri bersumber dari hawa nafsu tersebut. Seandainya seseorang tidak eling lan waspada, maka dirinya akan berharap pada ekspektasinya itu dan menempatkan Tuhan agar memenuhi ekspektasinya yang telah dipengaruhi hawa nafsu. Bila ekspektasi tak terpenuhi, hati menjadi kecewa, walau pikiran tahu bahwa harapan mestinya hanya pada Tuhan. Ia lupa bahwa hatinya sebenarnya menghadap ke ekspektasinya sendiri, bukan ke Tuhan. Namun pada saat yang sama ia tak berani menyalahkan Tuhan karena pikirannya tahu bahwa Tuhan Maha Benar dan Mahamengetahui apa yang terbaik buat hambaNya — karenanya ia lalu perlu melampiaskan kekecewaan hawa nafsunya kepada siapa saja yang membuatnya merasa kecewa orang lain, situasi, kondisi dan sebenarnya yang melukai hati atau mengecewakan hati dan menerbitkan amarah pada diri sebenarnya adalah keinginan dan ekspektasinya sendiri yang diselubungi hawa nafsu. Dengan mengingat bahwa keinginan biasanya, meski tak selalu, muncul dari sifat dan hawa nafsu, maka, nafs kita sendirilah yang sebenarnya menyakiti “diri” kita sendiri — inni kuntu minadhalimiin… Kekecewaan yang ditahan-tahan di hati akan tumbuh menjadi amarah, juga kebencian yang halus, dan sewaktu-waktu akan meledak bila ada pemicunya. Itu karena diri merasa sok paling tahu apa yang terbaik bagi dirinya, terbaik bagi orang lain dan terbaik bagi keadaan. Diam-diam diri meletakkan diri pada situasi “superhuman” — manusia yang selalu lebih unggul, daripada manusia lain. Biasanya, namun tidak selalu, orang semacam ini agak sulit menghargai kemanusiaan, mudah marah atau kecewa jika ekspektasinya tak tergayuh, dan mudah menyimpan sebabnya adalah penting agar orang belajar mengenal diri agar mengenali posisi dan gerak-gerik hawa nafsunya, pikirannya, hatinya, sifatnya dan rasa-perasaan ruhaninya dzauq dalam kehidupan kesehariannya. Bila seseorang bisa berbuat adil pada dirinya sendiri, dalam arti menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, maka insya Allah apapun yang terjadi atau menimpa dirinya tidak akan mengusik kedamaian hatinya, meski secara ukuran rasional sesuatu itu merugikan diri sendiri. Dalam contoh di atas, saat harapannya pada orang lain itu diletakkan di pikiran, sedang hati hanya berharap pada Tuhan, maka bila keinginannya tak tercapai, hatinya tidak akan kecewa, hati tetap tenang, karena hati yang selalu menghadap Tuhan atau selalu ingat Tuhan akan selalu yakin bahwa ketentuan Allah pasti terjadi. Dan bila hati tetap tenang dan pasrah, maka pikiran yang ditempati oleh keinginan itu akan bisa mulai melakukan aktivitas penalaran yang lebih jernih – misalnya mengkaji, menganalisis, mempelajari, mengapa hal-hal itu tidak tercapai tanpa ada unsur marah atau benci pada orang lain atau itu belajar mengenali diri pada dasarnya adalah belajar menjadi manusia yang biasa saja, agar terbiasa menjadi manusia yang bisa dan terbiasa memanusiakan manusia – dan apabila upaya belajar ini terus dilakukan dengan mujahadah dan tazkiyatun nafs yang konsisten, akan semakin besar peluang seseorang merealisasikan apa yang disabdakan oleh kanjeng nabi, yakni orang yang kenal diri, kenal Allahu a’lam.* Tri Wibowo BS Twitter/IG embahnyutz
berharap hanya pada allah